Senin, 24 November 2014

Peluang Bisnis Klinik Sunat, Bisnis yang Sustainable

Standard
Bisnis yang berkelanjutan (sustainable business) adalah organisasi yang memastikan bahwa semua aktivitas dan proses produksinya sangat mempertimbangkan dampaknya terhadap sosial dan lingkungan, dan tetap memperoleh keuntungan.


suasana pasien khitan di klinik rumah sunatan Batam
Dengan kata lain, bisnis yang berkelanjutan adalah bisnis yang identik dengan 3P (people, place dan profit). Bisnis yang sesuai dengan sikap keberlanjutan, sebenarnya tidak hanya membantu menjaga kesejahteraan dan keberlanjutan manusia dan lingkungannya, namun juga menciptakan bisnis yang mampu bertahan (profit) dalam berbagai kondisi dan berjaya dalam jangka panjang.

Keberhasilan bisnis jangka panjang membutuhkan praktik keberlanjutan yang benar-benar merasuk dalam sel terkecil organisasi, ibarat DNA pada manusia.Banyak orang yang belum menyadari bahwa bisnis klinik sunat memenuhi beberapa syarat mutlak yang harus dipenuhi jika bisnis ingin berkelanjutan. Syarat mutlak tersebut adalah terjadinya perubahan dengan menggunakan keahlian atau kompetensi dan mengembangkan strategi bisnis yang keberlanjutan, memfasilitasi implementasi inovasi yang efektif, melakukan pengukuran yang akurat terhadap kebutuhan pasar dan pelaporan bisnis yang kredibel.

Rumah Sunatan sebagai pelopor dalam pengembangan bisnis jasa layanan khitan seiring berjalannya waktu terus melakukan pengembangan bisnisnya. Terbukti sustainable sejak 2007 Rumah Sunatan kini bahkan sudah melebarkan sayapnya hingga ke Indonesia bagian timur, tepatnya di Makassar. Total 21 cabang hingga saat ini membuktikan DNA bisnis jangka panjang betul-betul merasuk kedalam sel terkecil Rumah Sunatan.


Penandatanganan MoU Rumah Sunatan Cimahi, bersama Mitra Franchise Ibu Titiek


Bahkan yang terbaru, kota Cimahi Jawa Barat akan menjadi persinggahan berikutnya team set up pengembangan bisnis Rumah Sunatan, seperti tidak pernah cukup melahirkan cabang-cabang baru Kebayoran Lama pun akan menyusul hingga di akhir 2014 ini Rumah Sunatan menargetkan mampu membuka cabang ke 23-nya.

Segera akan dibuka Rumah Sunatan Cimahi

Standard
Rumah Sunatan Indonesia terus melakukan ekspansi bisnisnya ke seluruh wilayah Indonesia. Setelah Kalideres Jakarta Barat, Kota Makassar Sulsel dan Batam Kepulauan Riau yang berstatus klinik fracnhise. Divisi Franchise Rumah Sunatan kembali melakukan rencana ekspansi berikutnya di wilayah Kota Cimahi Jawa Barat.

Lokasi: Perumahan Nusa Hijau Kota Cimahi

Proses survey sudah dilakukan, dan telah  melihat jumlah penduduk yang besar di kota Cimahi sehingga mitra franchise Ibu Titiek mulai melirik untuk membuka Rumah Sunatan di Cimahi. Saat ini sudah memasuki proses penandatanganan MoU dan sudah menemukan kesepakatan antara Rumah Sunatan Pusat dengan mitra franchise Ibu Titiek.

Bertempat di Perumahan Nusa Hijau Cimahi, Rumah Sunatan semakin mantap bahwa kembali akan menuai kesuksesan di Kota Padat penduduk ini. Proses penandatanganan MoU sendiri berlangsung lancar di kantor Notaris milik mitra Ibu Titiek. Didampingi suami Bapak Chauli Marwan proses diiringi canda khas team franchise yang mewakili manajemen Rumah Sunatan Bapak Hermanto.

Proses penandatanganan MoU bersama mitra franchise Ibu Titiek
Dengan rasa optimis mitra franchise Ibu Titiek dan bapak Chauli menyerahkan sepenuhnya kepada pihak Rumah Sunatan Pusat terkait proses set up yang segera akan berlangsung.

Alasan yang menguatkan keinginan beliau untuk membuka Rumah Sunatan adalah karena dr.Endah anak pertama Ibu Titiek yang juga seorang dokter. Selain aktif sebagai PNS di RSUD Cibeber Cimahi beliau juga memiliki kenginan memiliki klinik Rumah Sunatan yang sejak masa kuliah kedokteran memiliki passion untuk tindakan khitan itu sendiri.


Semoga dengan akan segera dibukanya Rumah Sunatan di Kota Cimahi ini dapat memberikan manfaat kepada masyarakat Cimahi untuk mendapatkan pelayanan sunat yang profesional dan dengan metode inovasi baru klamp, khitan tanpa jahit, tanpa verban dan langsung bisa beraktivitas.
Rumah Sunatan, We Care With Love. (red/maddy)

Rabu, 19 November 2014

Dengan Sistem Franchise, Rumah Sunatan Mulai Menjangkau Makassar

Standard
red/maddy
Sebuah keinginan untuk memberikan pelayanan khitan yang profesional untuk masyarakat Indonesia Timur kini terwujud dengan pembukaan cabang Rumah Sunatan yang ke-20. Yang menarik adalah pembukaan kali ini merupakan cabang klinik franchise yang kedua setelah sebelumnya pembukaan di Kalideres Jakarta Barat.

Alhamdulillah, setelah menjalani proses set up klinik dan kelengkapan administrasi lainnya sejak bulan April 2014, akhirnya di 2 september 2014 lalu Rumah Sunatan Makassar resmi dibuka. mengundang tokoh masyarakat setempat dan tentu saja yang sudah menjadi budaya dalam setiap Grand Opening Rumah Sunatan selalu menghadirkan kegiatan sunatan massal yang merupakan ciri khas dalam bisnis ini.

Selain menghadirkan tokoh-tokoh masyarakat setempat, hadir pula dua sosok penting sehingga Rumah Sunatan dapat hadir di Makassar. Adalah Dr.Mahdian Nur Nasution, SpBS, Founder Rumah Sunatan sekaligus mewakili jajaran direksi dan manajemen Rumah Sunatan Pusat. Sosok berikutnya adalah Owner Rumah Sunatan Makassar sebagai mitra setia franchise Rumah Sunatan, Rega Dwisatyo Himawan. Dengan penuh rasa optimis dan keyakinan yang tinggi juga memberi sambutan dalam grand opening tersebut.

Sebagai wujud rasa syukur atas sukses dibukanya Rumah Sunatan di Makassar ini, panitia mengadakan sunatan massal bagi masyarakat yang ingin menjadi yang pertama merasakan pelayanan sunat yang profesional khitan tanpa jahit, tanpa verban dan langsung bisa berktivitas khas Rumah Sunatan. Orangtua pasien pun merasakan betapa metode ini sangat membantu mereka dan masih menjadi sesuatu yang jarang di Makassar. Anak-anak merasakan sakit yang minim, dan prosesnya cepat. Melihat antusiasme masyarakat Makassar yang demikian wajar saja Mitra Rumah Sunatan merasa optimis.

Semoga dengan suksesnya pembukaan cabang franchise yang kedua setelah kalideres ini dan merupakan cabang ke 20 semakin menumbuhkan semangat enterprenuer klinik sunat di Indonesia. Dan franchise Rumah Sunatan layak menjadi pilihan para calon-calon mitra usaha di seluruh Indonesia.(red/maddy)


Selasa, 11 November 2014

Franchise Rumah Sunatan, Babak Baru Pengembangan Bisnis Khitan di Indonesia

Standard
Sebagai pusat khitan anak dan dewasa, Rumah Sunatan terus berkembang seiring bertambahnya usia. demi memberikan pelayanan khitan yang profesional Rumah Sunatan terus menambah cabangnya hingga 18 cabang di 2013. Di akhir 2013, tepatnya bulan Nopember di Kartika Expo, Balai kartini Jakarta, Rumah Sunatan menapaki langkah awal dalam pengembangan usahanya yaitu dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat luas untuk juga memiliki bisnisnya dengan sistem franchise kemitraan.

Sejak Nopember 2013 itulah para peminat franchise Rumah Sunatan terus mendekat untuk menjadi bagian dari bisnis ini. Dan akhirnya terjalinlah kerjasama kemitraan tersebut yang dimiliki mitra setia Franchise Rumah Sunatan. Untuk Jakarta Barat 1, Batam dan Makassar, dan telah resmi dibuka di awal tahun 2014.

Manajemen Rumah Sunatan dan Direksi saat launching franchise Rumah Sunatan di Jl.Jend. Gatot Subroto Kartika Expo, Balai Kartini Jakarta Selatan, 13 Nopember 2013. (red)
Akhirnya, Semoga dengan dibukanya 3 klinik franchise Rumah Sunatan tersebut dapat mengawali babak baru pengembangan usaha Rumah Sunatan kedepannya. Sehingga harapan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan khitan yang profesional dapat terwujud hingga pelosok nusantara khususnya kini di 21 cabang Rumah Sunatan Indonesia.

Minggu, 09 November 2014

Mahdian jadi populer berkat sunatan massal

Standard

KONTAN/MARANTINA NAPITU Mahdian



KOMPAS.com - Banyak pakar wirausaha bilang, definisi pengusaha tidak berhenti pada orang yang punya suatu usaha atau bisnis. Wirausaha merupakan jiwa yang dimiliki orang yang jeli melihat peluang usaha dan memanfaatkannya untuk membantu memudahkan hidup banyak orang. Berangkat dari definisi inilah, Mahdian Nur Nasution yang berprofesi sebagai dokter, sejatinya, juga seorang wirausahawan.

Tidak pernah terlintas di benak Mahdian bahwa usaha yang ia dirikan pada tahun 2007 bisa membawa namanya sebagai dokter yang paling dicari untuk urusan khitan, khususnya di Jabodetabek. Dengan latar belakang dokter bedah saraf, Mahdian menganggap kegiatan menyunat sebagai keahlian.

Pria kelahiran Medan, 19 April 1976, ini akrab dengan dunia menyunat sejak 1997. Ketika kuliah kedokteran di Universitas Indonesia, Mahdian sering mengikuti kegiatan sosial. Salah satu bentuk kegiatan itu ialah sunatan massal.

Berawal dari kegiatan itulah, dia sering dicari orang untuk menyunat. “Walau masih kuliah, saya jadi sering dipanggil untuk menyunat, dan ini berlanjut hingga saya mengambil spesialis bedah di UI,” ujarnya.

Mahdian pernah kebanjiran pasien ketika musim liburan sekolah. Ratusan orang minta Mahdian datang ke rumah dan menyunat anak laki-laki mereka. Mahdian sampai harus cuti kerja supaya bisa melayani panggilan menyunat.

Lantas, dia berinisiatif untuk membangun ruang khusus bagi pasien sunat, karena tak lagi bisa memenuhi permintaan untuk datang ke rumah pasien. Mahdian pun menyewa satu ruangan di lantai dua rumah milik temannya di daerah Matraman, Jakarta Timur. Ia juga membeli peralatan seperti tempat tidur, alat sunat, hingga meja dokter sebagai pelengkap.

Di Matraman itulah Mahdian merintis Rumah Sunatan. Saat mendirikan Rumah Sunatan pada 2007, dia merogoh modal tak sampai  Rp 10 juta.

Walaupun mengambil pendidikan dokter, Mahdian mengaku memang selalu berniat jadi pengusaha. Mahdian meyakini profesi dokter memiliki batasan tenaga dan usia. Jadi ia merintis usaha sendiri, supaya tak hanya mengandalkan profesinya.

Dalam waktu singkat, orang-orang mengenal Mahdian sebagai dokter sunat. Maklum, dia mengembangkan metode baru, smart klamp. Boleh dibilang, dokter spesialis bedah saraf di RS Mitra Keluarga, Bekasi, ini merupakan pelopor teknik tersebut di Indonesia.

Cara menyunat ini diperolehnya dari seorang rekan seprofesinya di Malaysia, saat bertemu pada 2004. Smart klamp merupakan alat khitan sekali pakai. Dengan alat ini, menyunat tak lagi menyertakan proses menjahit atau perban alat kelamin. Risiko pada pasien pun berkurang dan bisa langsung beraktivitas setelah disunat.

Smart klamp kian melambungkan nama Mahdian sebagai dokter sunat. Pasiennya semakin bertambah. Bahkan kliniknya di Matraman tak lagi cukup menampung pasien. Kemudian, ia menutup tempat itu dan membuka klinik baru di Cipinang dan Bintaro pada 2008.

Usahanya pun terus berkembang. Kini, Mahdian punya 18 cabang Rumah Sunatan di Jabodetabek. Tiap cabang menerima sekitar 20 pasien pada bulan biasa. Jumlah ini meningkat saat musim liburan, jadi 700 hingga 1.000 pasien per cabang dalam sebulan. Dari usaha khitan, ayah dari enam orang anak ini bisa mengantongi omzet sekitar Rp 500 juta saban bulan.

Ubah citra seram

Sejak awal menyunat, Mahdian membawa misi tersendiri. Ia ingin mengubah citra mengenai sunat. Sebagian besar orang yang pernah disunat pasti menganggap sunat sebagai pengalaman mengerikan. Bayangan akan sebagian kulit yang dipotong menimbulkan anggapan sunat sebagai sesuatu yang menyeramkan.

Mahdian ingin mengubah anggapan itu. Makanya, sejak membuka klinik pertamanya, dia memilih nama Rumah Sunatan. “Saya ingin pasien merasa senyaman mungkin, jadi saya memilih kata rumah, bukan klinik,” jelas dia.

Desain Rumah Sunatan pun jauh dari kesan menakutkan bagi anak-anak. Mahdian membuat ruangan khusus tempat bermain. Di situ, anak-anak bisa menunggu sambil bermain game atau menonton televisi.

Mahdian tak hanya mengandalkan teknologi. Para dokter dan karyawan pun dilatih untuk berkomunikasi efektif dengan anak-anak. Secara psikologis, anak-anak membayangkan sunat sebagai sesuatu yang menakutkan. Tugas dokter dan karyawan Rumah Sunatan untuk menghilangkan ketakutan itu. “Memang sudah ada mainan dan gadget, tapi komunikasi dari dokter dan karyawan pun harus mendukung,” tuturnya.

Keunggulan itu yang membuat Mahdian dengan percaya diri menyebut Rumah Sunatan sebagai salah satu pemimpin pasar di usaha khitan. Posisi itu ditambah lagi dengan jam terbang menyunat Mahdian yang sudah belasan tahun.

Seolah tak takut akan menciptakan pesaing baru, Mahdian juga rajin memberi pelatihan metode smart klamp pada dokter lain. Sejauh ini, Mahdian sudah mengadakan pelatihan di 15 kota untuk berbagi metode sunat teranyar ini.

Untuk memenangkan persaingan, Mahdian fokus pada pelayanan. Lantaran bergerak di bidang jasa, pelayanan harus jadi perhatian utama. “Prinsip saya, selalu berikan yang terbaik pada pasien maupun keluarga pasien,” tandasnya.

Pasalnya, pada dasarnya, manusia ingin menerima pelayanan terbaik. Tak heran jika orang rela membayar tarif lebih mahal demi mendapatkan pelayanan sunat terbaik di Rumah Sunatan. Mahdian selalu menyarankan pada karyawannya untuk profesional dalam bekerja sehingga tidak perlu pelit.

Dia memastikan Rumah Sunatan memberi obat bius terbaik, alat smart klamp yang terbaik. Tak lupa, Mahdian juga memberi goodie bag sebagai hadiah pada pasien yang sudah berani disunat di tempatnya.  


Dari rumah sunat ke rumah wasir

Tujuh tahun sudah berlalu sejak Mahdian Nur Nasution merintis Rumah Sunatan. Suami dari Dewi Sulastiningsih ini mengaku, perjalanan bisnisnya tergolong lancar. Ia belum pernah menemui kesulitan signifikan. “Secara grafik, bisnis sunatan ini selalu naik, tak pernah turun. Meski pernah ada satu atau dua pasien yang komplain,” ujar Mahdian.

Dua puluh tahun mendatang, Mahdian bermimpi Rumah Sunatan jadi pemimpin pasar untuk layanan sunat di Indonesia. Karena masih banyak daerah di Indonesia yang belum memiliki pusat khitan, Mahdian pun menargetkan Rumah Sunatan punya ratusan cabang di 2034.

Untuk mencapai target itu, Mahdian menawarkan peluang waralaba. Padahal, dulu ia sempat enggan mewaralabakan Rumah Sunatan. Ia takut waralaba membuka celah menurunkan kualitas pelayanan.

Namun, tahun ini, Mahdian hanya akan menambah maksimal 10 mitra untuk jaga kualitas pelayanan. “Karena ini jasa medis, semua harus bagus terutama pelatihan untuk dokter hingga dia mahir. Kalau ada kesalahan akan berdampak pada nama baik kami,” tegasnya.

Mahdian juga punya lini bisnis baru yang diberi nama Rumah Wasir. Dia bilang, usaha ini masih dalam tahap percobaan dan baru buka di Jalan Jatiasih Raya, Bekasi.

Mahdian bercerita, Rumah Wasir didirikan karena ia mendapat informasi mengenai teknologi menyembuhkan wasir. Selama ini, penderita wasir malu dan takut berobat karena harus dioperasi. Namun, dunia medis sudah mengenal teknologi biological electrical impedance automeasurement (BEIM). “Kami berharap bisa jadi pelopor juga untuk teknologi yang sudah sering dipakai di luar negeri,” kata dia.

Tak lupa, Mahdian berbagi kunci kesuksesannya, yakni  fokus dan inovasi. Ia mengenal banyak pengusaha yang bosan di tengah jalan lantas tidak fokus dalam bisnisnya. Berkat fokus jadi dokter sunat, Mahdian menuai kesuksesan. Namun, fokus saja tidak cukup karena harus ada inovasi agar masyarakat tertarik.  (Marantina)

Sumber: Kontan.co.id